Sejenak Renungkan

Saat berada pada sebuah tempat, dimana tempat itu penuh dengan capung-capung berterbangan, kembang disana-sini, batu yang berjejer rapi, dan pohon-pohon yang sangat tinggi, sejenak gue renungkan apa yang telah gue perbuat selama hidup. Karena hidup bukan hanya terfokus untuk dunia, tapi juga akhirat. Iya, gue berziarah ke makam kakek, dimana banyak batu nisan dan capung kober yang lalu lalang.

Makam

Gue bersama ayahanda tercinta pergi ke tempat dimana sang kakek disemayamkan. Memanjatkan do'a untuknya yang telah mendahului kita. Gue pun merenung, mau seperti apa yang kita lakukan untuk mengejar yang sifatnya duniawi, pasti akan berujung sama, akhirat.

Banyak orang, sibuk dengan kesehariannya hanya untuk mengejar yang sifatnya duniawi tanpa memikirkan kemana mereka akan pergi setelah hidup di dunia. Banyak orang, bicara sukses tanpa memikirkan apakah kesuksesannya itu bisa menyelamatkan mereka ketika di akhirat. Dan banyak orang, merasa dirinya hebat dan mempunyai derajat yang lebih tinggi dibanding yang lain tanpa mereka tau, kalau sebenarnya derajat seseorang bukan diukur dari seberapa tenar diri mereka dan seberapa besar kekayaan mereka. Ya, itu semua kembali lagi kepada diri masing-masing, kalau mereka bisa mengimbangi antara dunia dan akhirat, maka orang-orang seperti merekalah yang sebenarnya beruntung.

Sejenak gue renungkan apakah gue pantas hidup di akhirat nanti, sementara selama di dunia, akhirat nggak terfikirkan sama sekali. Merenungkan apakah para orang tua kita, saudara-saudara kita, kerabat, dan semua orang yang telah mendahului kita, merasa tenang di alam sana. Atau justru mereka ingin kembali ke dunia untuk memperbaiki kesalahan yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia. Dan gue hanya bisa memanjatkan do'a kepada semua yang telah pergi ke alam sana.

Gue sadar, dunia itu penting, tapi akhirat juga sangat penting. Seberapa besar kita berusaha untuk hidup layak di dunia, tapi tetep nggak lupa sama akhirat. Keduanya memang saling terkait dan nggak bisa dihindari. Karena dunia adalah bekal untuk akhirat.
Karena hidup di dunia terlalu singkat untuk menentukan akhirat mana yang akan kau pilih.
Ya, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, yang nggak cuma fokus dengan dunia aja, tapi juga akhirat. Karena hidup di dunia memang sangat singkat untuk menentukan akhirat (surga/neraka) mana yang akan dihuni untuk selama-lamanya. Jadi, manfaatkanlah selama kita masih hidup di dunia. Gue harap kalian pun sama..

Comfort Zone is Kampret Zone

"Comfort Zone atau Zona Nyaman, masihkah ada yang bertahan disituasi ini?"

Menurut gue, senyaman-nyamannya zona nyaman ada kalanya bikin kita gak nyaman. Pernah gak sih, kita ngerasa nyaman disituasi dimana kita nggak mau keluar dari comfort zone kita? Kalo kita nurutin kemauan badan kita yang mager, pasti kita akan kebawa sama si comfort zone ini. Dan jelas, kondisi kayak gini tuh gak menguntungkan.

Comfort Zone is Kampret Zone

Zona nyaman tuh.. Kayak kita lagi makan ice cream, tapi gak abis-abis. Enak sih, apalagi dinikmatin pas tengah hari bolong. Tapi kalo gak abis-abis? Apa nikmat? Senikmat-nikmatnya ice cream kalo dimakan terus-menerus pasti ada risikonya juga. Ya entah sakit gigi, batuk-batuk, diabetes, gagal move on. Loh, kok gagal move on? *abaikan*

Comfort zone membuat kita gak tertantang untuk melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang kita bisa lakukan dengan potensi yang kita miliki. Ibaratnya, kita tuh udah ngerasa puas sama apa yang kita miliki sekarang dan hanya bisa menikmati yang sudah ada. Sehingga kita seperti gak punya kuasa untuk mendorong kita agar jauh lebih baik lagi. Padahal, kita bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang kita miliki sekarang kalo kita mau keluar dari si comfort zone ini.

Ada disituasi kayak gini tuh gak enak banget. Contoh kecil kayak kita lagi tidur siang. Senyaman-nyamannya tidur siang, kalo sampe berjam-jam dan lama banget pasti bakalan gak nyaman juga. Dan bahkan bisa sampe pusing, belum lagi ada yang salah bantal dll. Padahal, kalo kita mau melakukan sesuatu tanpa kita harus tidur siang, kita bisa mendapatkan sesuatu yang lain. Yang pasti bukan salah bantal.


"Terus, gimana dong caranya keluar dari kampret zone?"

Comfort Zone is Kampret Zone

Tantanglah diri kita untuk perubahan yang besar, seperti perubahan hidup, kayak mengganti karir atau pekerjaan, mulai hidup mandiri tanpa membebani yang lain, menikah dsb. Terlalu sulit? Oke, kita mulai dari hal yang kecil kayak mengganti trend rambut, pergi ke tempat yang belum pernah disinggahi sebelumnya, atau mungkin move on dari mantan pacar?

Yap, udahlah. Mulailah untuk move on dan tinggalkanlah kegalauan-kegalauan yang singgah di hatimu. Cobalah keluar dari kampret zone yang satu ini. Gak selamanya kamu akan nyaman dengan keadaan ini. Karna senyaman-nyamannya kamu ada di galau zone, maka akan sangat sulit rasanya untuk move on dari hari ke harinya. Oke, gue gak mau bahas panjang lebar tentang ini dan yang pasti. udahlah. It's time to move on :D

Seperti yang Mario Teguh bilang: "Keluarlah dari zona nyamanmu jika itu membuatmu terpuruk".